WELCOME TO MY BLOG - WELCOME TO DUNIA REMAJA - WELCOME TO MY BLOG - WELCOME TO DUNIA REMAJA

Selasa, 21 April 2009

REMAJA ISLAM

Dakwah? Hmm.. berat sekali kedengarannya ya? Memangnya mengapa? Sebagian teman remaja biasanya mendengar atau mengucapkan kata dakwah terasa sangat berat. Telinga pekak dan lidah kelu dan yang terbayang di benaknya pasti urusannya dengan jenggot, kopyah, baju koko, sarung, dan jilbab. Nggak salah-salah sekali. Hanya tidak lengkap penilaiannya.
Lagipula juga terkesan adanya pemisahan antara dakwah dan kehidupan umum. Kesannya kalau dakwah adalah bagian mereka yang ada di kalangan pesantren atau anak-anak ngaji saja. Anak-anak nongkrong tidak tepat kalau berurusan dengan dakwah. Dakwah kesannya menjadi tugas mereka yang hobinya mendengarkan lagu-lagu nasyid macam Demi Masa-nya Raihan. Bukan tugas anak-anak yang hobinya mendengarkan lagu-lagu pop seperti Terima Kasih Cinta-nya Afgan. Itu sebenarnya sangat salah.
Sebenarnya urusan dakwah atau tugas dakwah jadi tanggung jawab bersama seluruh kaum muslimin. Hanya, karena tugas dakwah ini cukup berat dan tidak semua orang bisa tahan menunaikannya, jadinya dakwah secara tidak langsung diserahkan kepada mereka yang mengerti aja. Anggapan seperti ini insya Allah tidak salah. Hanya, kalau dengan alasan seperti ini lalu kaum muslimin yang belum mengerti atau masih awam tentang Islam jadi bebas untuk tidak berdakwah, atau tidak mau terjun dalam dakwah, itu tentu salah, Sobat. Mengapa? Karena tetap saja punya kewajiban untuk belajar. Tetap punya kewajiban mencari ilmu. Jadi, tidak bisa bebas juga kan? Malah kalau nekat tidak mau belajar dan tidak mencari ilmu, hal itu dinilai berdosa.
Baginda kita, Rasulullah Muhammad saw. bahkan menyatakan bahwa aktivitas belajar dan mencari ilmu adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslimin dari buaian ibu hingga ke liang lahat. Kalau mencari ilmu itu adalah wajib, berarti bagi yang tidak mencari ilmu selama hidupnya, jelas berdosa. Allah Swt. bahkan menjamin orang-orang yang beriman dan berilmu akan diberikan derajat lebih tinggi dibanding orang yang tidak berilmu (apalagi tidak beriman). Firman Allah Swt.:
“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Mujâdalah [58]: 11)
M emang benar banget. Urusan dakwah ini sangat erat hubungannya dengan tingkat keilmuan. Dakwah itu jelas membutuhkan ilmu. Jadi, benar kalau dikatakan bahwa tugas berdakwah hanya diberikan kepada mereka yang sudah menguasai ilmu agama. Tapi, untuk kita yang belum menguasai ilmu agama secara mantap bukan berarti tidak ada kewajiban dakwah. Sebab, rasa-rasanya untuk ukuran sekarang, sangat tidak mungkin ada kaum muslimin yang tidak mengerti sama sekali tentang Islam. Pasti satu keterangan atau dua keterangan dalam ajaran agama Islam sudah pernah didengarnya dan menjadi pengetahuannya. Jadi, sebenarnya tetap punya kewajiban berdakwah meskipun hanya sedikit yang diketahui. Kalau ingin lebih banyak tahu tentang Islam, ya tentu saja harus belajar lagi dan mencari ilmu lagi. Sederhana sekalikan solusinya? Insya Allah kamu pasti bisa menjalaninya, asal kamu mau.
Mengapa dakwah itu wajib?
Sebab Islam adalah agama dakwah. Salah satu inti dari ajaran Islam memang perintah kepada umatnya untuk berdakwah, yakni mengajak manusia ke jalan Allah (tauhid) dengan hikmah (hujjah atau argumen). Kepedulian terhadap dakwah jugalah yang menjadi trademark seorang mukmin. Artinya, orang mukmin yang cuek-bebek dengan dakwah berarti bukan mukmin sejati. Apa benar kamu tega kalau ada teman kamu yang berbuat maksiat kamu diamkan saja? Tidak mungkin sekali kan kalau ada temen yang sedang berada di bibir jurang dan hampir jatuh, tidak kamu tolong. Iya kan?
Sobat, bahkan Allah memuji aktivitas dakwah ini sebagai aktivitas yang mulia. FirmanNya:

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim” (QS Fushshilat [41]: 33)
Dalam ayat lain Allah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk berdakwah. Seperti dalam firmanNya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS an-Nahl [16]: 125)
Menyeru kepada yang ma’ruf (kebaikan) dan mencegah dari perbuatan munkar merupakan identitas seorang muslim. Itu sebabnya, Islam begitu dinamis. Buktinya, mampu mencapai hingga sepertiga dunia. Itu artinya, hampir seluruh penghuni daratan di dunia ini pernah hidup bersama Islam. Kamu tahu, ketika kita belajar ilmu bumi, disebutkan bahwa dunia ini terdiri dari sepertiga daratan dan dua pertiga lautan. Wah, hebat juga ya para pendahulu kita? Betul, sebab mereka memiliki semangat yang tinggi untuk menegakkan kalimat “tauhid” di bumi ini. Sesuai dengan seruan Allah (yang artinya): “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah.” (QS al-Baqarah [2]: 193)
Kini, di zaman yang sudah jauh berubah dari pada di “zaman onta”, arus informasi semakin sulit dikontrol. Internet misalnya, telah mampu memberikan nuansa budaya baru. Kecepatan informasi yang disampaikannya ibarat pisau bermata dua. Bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Celakanya, ternyata kita harus ngurut dada lama-lama, bahwa kenyataan yang harus kita hadapi dan rasakan adalah lunturnya nilai-nilai ajaran Islam di kalangan kaum muslimin. Tentu ini akibat informasi rusak yang telah meracuni pikiran dan perasaan kita. Utamanya remaja muslim. Kita bisa saksikan dengan mata kepala sendiri, bahwa banyak teman remaja yang tergoda dengan beragam rayuan maut peradaban Barat seperti seks bebas, narkoba, dan beragam kriminalitas.

Itu sebabnya, sekarang pun dakwah menjadi sarana sekaligus senjata untuk membendung arus budaya rusak yang akan menggerus kepribadian Islam kita. Kita lawan propaganda mereka dengan proganda kembali. Perang pemikiran dan perang kebudayaan ini hanya bisa dilawan dengan pemikiran dan budaya Islam. Kita memang selalu “ditakdirkan” untuk melawan kebatilan dan kejahatan.
Sobat muda muslim, Islam membutuhkan tenaga, harta, dan bahkan nyawa kita untuk menegakkan agama Allah ini. Dengan aktivitas dakwah yang kita lakukan, maka kerusakan yang tengah berlangsung ini masih mungkin untuk dihentikan, bahkan kita mampu untuk membangun kembali kemuliaan ajaran Islam dan mengokohkannya. Tentu, semua ini bergantung kepada partisipasi kita dalam dakwah ini.
Coba, apa kamu tidak risih dengan maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja? Apa kamu tidak merasa was-was dengan tingkat kriminalitas pelajar yang semakin tinggi? Apa kamu tidak marah meelihat tingkah remaja yang hidupnya tidak dilandasi dengan ajaran Islam? Seharusnya masalah-masalah model seperti inilah yang menjadi perhatian kita siang dan malam. Beban yang seharusnya bisa mengambil jatah porsi makan kita, beban yang seharusnya menggerogoti waktu istirahat kita, dan beban yang senantiasa membuat pikiran dan perasaan kita tidak tenang kalau belum berbuat untuk menyadarkan kaum muslimin yang lalai.
Untuk ke arah sana, tentu membutuhkan kerjasama yang solid di antara kita. Sebab, kita menyadari bahwa kita bukanlah manusia super yang bisa melakukan aksi menumpas kejahatan hanya dengan seorang diri. Kalau kita ingin cepat membereskan berbagai persoalan tentu membutuhkan kerjasama yang baik, solid dan fokus pada masalah. Pemikiran dan perasaan di antara kita kudu disatukan dengan ikatan akidah Islam yang lurus dan benar. Kita harus satu persepsi, bahwa Islam harus tegak di muka bumi ini. Kita harus memiliki cita-cita, bahwa Islam harus menjadi nomor satu di dunia untuk mengalahkan segala bentuk kekufuran. Itulah di antaranya mengapa kita wajib berdakwah. Semoga kamu paham.
Dakwah itu tanda cinta
Seharusnya kita menyambut baik orang-orang yang mau meluangkan waktu dan mengorbankan tenaganya untuk dakwah menyampaikan kebenaran Islam. Sebab, melalui merekalah kita jadi banyak tahu tentang Islam. Kita secara tidak langsung diselamatkan oleh seruan mereka yang awalnya kita rasakan sebagai bentuk ‘kecerewetan’ mereka yang berani ngatur-ngatur urusan orang lain. Padahal, justru itu tanda cinta dari sesama kaum muslimin yang tidak ingin melihat saudaranya menderita gara-gara tidak kenal Islam dan tidak taat dengan syariatnya.
Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan keadaan suatu kaum atau masyarakat yang menjaga batasan hukum-hukum Allah (mencegah kemungkaran) adalah ibarat satu rombongan yang naik sebuah kapal. Lalu mereka membagi tempat duduknya masing-masing, ada yang di bagian atas dan sebagian di bagian bawah. Dan bila ada orang yang di bagian bawah akan mengambil air, maka ia harus melewati orang yang duduk di bagian atasnya. Sehingga orang yang di bawah tadi berkata: “Seandainya aku melubangi tempat duduk milikku sendiri (untuk mendapatkan air), tentu aku tidak mengganggu orang lain di atas.” Bila mereka (para penumpang lain) membiarkannya, tentu mereka semua akan binasa.” (HR Bukhari)
Sobat, dakwah adalah darah dan nafas kehidupan Islam. Itu sebabnya, kita yang masih remaja pun dituntut untuk mampu tampil sebagai pengemban dakwah yang handal. Kita khawatir banget, seandainya di dunia ini tidak ada orang-orang yang menyerukan dakwah Islam, bagaimana masa depan kehidupan umat manusia nanti? Jangan sampai Islam dan umat ini hanya tinggal “kenangan”. Yuk, kita kaji Islam biar mantap dan semangat mendakwahkannya.

0 komentar: